Kamis, 13 Januari 2011

Asing incar saham Garuda

Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia, maskapai nasional penerbangan Indonesia mengharapkan akan meningkat dana tambahan sebesar US$ 1,1 miliar dalam penawaran perdana atau IPO saham Garuda bulan depan.

Sejumlah perusahaan asing disebut-sebut tertarik untuk membeli porsi besar dari sekitar 30% saham Garuda yang akan dilepas melalui IPO tersebut, demikian penjelasan seorang nara sumber yang enggan disebutkan namanya seperti yang dikutip kantor berita Reuters.


''Saya sedang dalam perjalanan di Singapura untuk bertemu sejumlah investor asing dan Saya belum tahu bagaimana kami bisa menjual saham kami kepada mereka,'' katanya.

Citigroup Inc dan UBS AG disebut-sebut sebagai investor asing yang mengincar saham Garuda.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mematok harga di kisaran 750 hingga 1.100 rupiah atau sekitar $0,083-$0,122 per saham. kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Keputusan harga ini diambil setelah Abubakar bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu (12/01/11) kemarin.

Garuda menyebut mereka akan melepas 36,5% saham atau 9,362 lembar saham baru dan yang sudah ada, dan jika harga tertinggi bisa tercapai maka bisa menjadi penjualan kedua terbesar setelah IPO PT Adaro Energy , yang berhasil mengumpulkan US$1.3 miliar di tahun 2008.

Dari 36,5% saham yang dijual itu termasuk 10,6% saham milik PT Bank Mandiri di Garuda, yang diharapkan juga bisa menjadi dana tambahan dari penjualan Garuda.

Semestinya penjualan Garuda ini dilakukan pada November tahun lalu, tetapi ditunda hingga 2011.

 

Ekspansi


Penjualan melalui mekanisme IPO ini akan digunakan Garuda selain untuk menambah modal juga sebagai suntikan untuk ekspansi pasar.

Garuda

"Kami membutuhkan lebih banyak dana untuk investasi sekitar US$1,3 miliar dalam lima tahun kedepan termasuk pembiayaan sewa dan pembelian pesawat,'' kata Elisa Lumbantoruan, pelaksana tugas direktur keuangan Garuda.

Sejumlah analis memperkirakan pasar Indonesia masih dianggap kuat dan masih menjadi titik terang dalam industri global pasca krisis keuangan.

Bagaimanapun penjualan Garuda ini dibayang-bayangi dengan prospek industri penerbangan nasional yang masih dianggap belum stabil.

Rabu kemarin (12/01/11) maskapai Mandala menyatakan menutup semua penerbangan karena terbelit masalah hutang.

Data lembaga penerbangan internasional IATA menyebutkan pertumbuhan lalu lintas penerbangan melambat di bulan November silam.

Tetapi, meski pemerintah menyebut Garuda mengalami kerugian 39,5 miliar rupiah dalam waktu sembilan bulan, tetapi di bulan November secara mengejutkan maskapai ini justru mengalami keruntungan sebesar 194 miliar rupiah.

Garuda, yang didirikan pada tahun 1949 ini diberi nama sesuai dengan nama burung dongeng yang juga digunakan sebagai lambang negara.

Performa Garuda dalam beberapa tahun ini memang terus berkembang setelah sebelumnya pernah dilarang terbang ke kawasan Eropa karena masalah keamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar