Pemerintah Indonesia berencana akan menjual lagi sejumlah badan usaha milik negara pada 2011, termasuk Garuda Indonesia.
Tetapi tampaknya rencana itu berubah dan di tahun 2011 hanya ada dua perusahaan yang akan di privatisasi, Semen Baturaja dan Garuda Indonesia.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebenarnya sudah digadang-gadang untuk di jual pada tahun 2010, tetapi rencana itu mundur dan baru akan dilakukan pada awal tahun 2011.
Privatisasi Garuda Indonesia dengan mekanisme penawaran saham perdana atau IPO ditargetkan akan meraup dana sebesar US$300 juta.
Waktu tepat
Angka ini, menurut Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, akan digunakan untuk mengembangkan bisnis Garuda Indonesia."Pesawatnya akan menjadi 116 tahun 2014, sekarang jumlahnya 67. Revenue kita dari 18 triliun rupiah ingin kita naikan menjadi 58 triliun," kata Emirsyah.
Lebih lanjut dia mengatakan jumlah penumpang ditargetkan naik dari 10 juta menjadi 28 juta orang per tahun.
Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan saat ini memang waktu yang tepat bagi Garuda untuk diswastakan.
"Dia butuh suatu manajemen yang lebih kuat. Bayangkan saja kalau diswastakan kok disiplinnya bisa ditegakkan. Kalau itu punya pemerintah kok tidak bisa. Nah budaya itu yang mesti kita ubah," kata Dudi.
"Dia butuh suatu manajemen yang lebih kuat. Bayangkan saja kalau diswastakan kok disiplinnya bisa ditegakkan" Dudi Sudibyo
Sementara itu, pengamat masalah investasi Adler Manurung menilai akan sangat mudah bagi pemerintah untuk menarik investor ke maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia tersebut karena sejak tahun 2009 keuntungan Garuda mulai meningkat, hanya saja Adler mempertanyakan niat pemerintah untuk menjual maskapai ini.
"Penjualan saham kan the last resort (pilihan terakhir). Kalau Anda tidak bisa pinjam, baru mengeluarkan saham. Itu kan profitable (beruntung). Saya pikir tidak akan dijual, ngapain dijual kalau bisa kita bereskan," tanya Manurung.
Tetap dijual
Bagaimanapun, menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Mustafa Abubakar, mengatakan niat pemerintah untuk menjual Garuda sudah bulat dan akan tetap dijual pada Februari 2011.
Penjualan saham perdana atau IPO Garuda Indonesia ini diperkirakan tidak akan berjalan mulus, karena sebelumnya proses IPO Krakatau Steel pada tahun 2010 dianggap bermasalah.
Pelepasan saham Krakatau Steel di lantai bursa sebesar 20% dinilai terlalu rendah harganya dan dibumbui aroma penjatahan terhadap sejumlah pihak dalam proses penjualannya.Naldy Nazar, dari lembaga pemerhati BUMN, BUMN Watch mengkhawatirkan proses IPO Garuda akan bernasib sama dengan Krakatau Steel.
"Jangan lagi seperti sekarang ini..., BUMN dijadikan sapi perahan. Itu yang saya dapatkan waktu IPO Krakatau Steel, beberapa hari sebelum listing itu ditawarkan," tuturnya.
Jumlah BUMN di Indonesia tercatat sebanyak 141 perusahaan, 76 diantaranya telah mencetak laba selama tiga tahun berturut-turut, dan 17 sudah mencatatkan saham di bursa.
Kementerian BUMN menyatakan ada sekitar 17 BUMN lainnya yang perlu disehatkan.
Kementerian BUMN juga mengklaim bahwa sejumlah perusahaan negara menjadi incaran pihak asing. Ini dapat dilihat dari derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar